Hawk Kalbar Tak Terpengaruh Kecelakaan Riau - Alutsista TNI Angkatan Udara

Post Top Ad

Responsive Ads Here
Hawk Kalbar Tak Terpengaruh Kecelakaan Riau

Hawk Kalbar Tak Terpengaruh Kecelakaan Riau

Share This

KUBU RAYA - Komandan Landasan Udara Bandara Supadio Pontianak Kalimantan Barat, Kolonel Pnb Kustono menyatakan, beda antara Hawk 100-200 yang ada di Lanud Roesmin Nu
rjadin Pekanbaru, Riau dengan Lanud Supadio Pontianak, terletak pada tahun kedatangan. Di Pekanbaru, datang pada 1996, sementara di Lanud Supadio, pada 1999.

"Engine sama. Saat ini, Hawk milik kita dalam kondisi bagus, siap operasional," kata Kustono, Rabu (17/10/2012) saat ditemui di ruang kerjanya.

"Kita sudah punya program kerja yang kita laksanakan, operasi segala macam, tak ada masalah. Saya yakin yang di Pekanbaru juga demikian. Kita manusia, tak mungkin menerbangkan pesawat kecuali dalam kondisi bagus," katanya.

Saat ini, Lanud Supadio Pontianak, memiliki satu skuadron Hawk 100-200. Sebagai informasi, satu skuadron terdiri dari 18 pesawat.

Dia menjelaskan, untuk mengantisipasi kejadian serupa tak terjadi di Lanud Supadio, saat ini sudah ada instruksi dari pimpinan, agar pesawat hawk 100-200 tidak diterbangkan dulu sampai ada penyelidikan dan keputusan.

"Di sini, kita adakan safety meeting. Kita bicarakan hal-hal yang kira-kira kenapa itu bisa terjadi. Kita hanya merefresh kembali pada penerbang, teknisi, supaya kita tidak teledor. Kita pasti ada evaluasi," lanjutnya.

Untuk saat ini, Hawk 100-200 milik Lanud Supadio tidak diterbangkan dulu, namun tetap disiapkan.

"Kita kan tugasnya menjaga kedaulatan wilayah udara. Kalau sewaktu-waktu ada ancaman kita siap. Tapi kalau untuk latihan, jangan dulu. Tiap ada kejadian, kita lakukan evaluasi. Nanti ada instruksi lagi dari pimpinan, biasanya begitu," paparnya.

Hasil evaluasi tersebut, menurut Kastono, nantinya akan menjadi saran dan masukan ke pimpinan. Sementara terkait penyebab jatuhnya pesawat Hawk 200 milik Lanud Roesmin Nurjadin, dia menyatakan tak bisa mengira-ngira.

"Kita tak bisa simpulkan dari sini tentang kejadian itu. Ada tim khusus Penyelidikan Penyebab Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) yang akan bekerja seperti KNKT itu. Setelah menyelidiki, lalu melaporkan ke Mabes," paparnya.

Namun demikian, dia menyatakan ada lima hal yang menyebabkan kecelakaan. Ada materiil, manusia, media, manajemen dan misi.

Terkait wartawan yang dipukul oknum TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin, dia menyatakan, pihaknya memang sudah sepakat terhadap siapapun tidak ada tindak kekerasan.

"Pimpinan TNI AU atau pimpinan TNI sama. Kita sepakat tak ada tindak kekerasan terhadap siapapun. Saya juga tidak tahu persis kejadiannya bagaimana di sana. Kan tahunya cuman dari berita," kata dia.

Kastono menegaskan, intinya semua bisa dikomunikasikan. Baik TNI AU maupun wartawan sama-sama punya etika, juga prosedur.

"Kalau dikomunikasikan, saya yakin semua berjalan dengan baik. Selama ini di sini kita juga gak ada masalah dengan wartawankan ? Seperti saat kejadian Sri Wijaya kemarin, kalau mau meliput kita sampaikan ini ring satu tinggal lapor saja nanti kalau ke sana," paparnya.

Mengenai kejadian di Pekanbaru dia menyatakan, setelah kejadian (pesawat hawk 200 terjatuh dan terbakar, di Pekanbaru) yang dikhawatirkan TNI AU itu, efek dari selanjutnya. "Saya dengar pesawat yang jatuh itu bawa rudal. Yang dikhawatirkan, begitu rudal karna panas, lalu meluncur sendiri nanti menyalahkan kita. Kita hanya mengamankan," jelasnya.

"Kalau mau ambil gambar sekarang sudah modern. Dari jarak 5 ratus meter itukan bisa. Kalau kecelakaan seperti itukan orang mau ambil gambar dari mana saja bisa. Kita pengamanan saja," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages